Kamis, 29 Oktober 2015

tugas individu ( etika bisnis )



NAMA                                   : MUCHAMAD ANSORI
NPM                                      : 14212739
KELAS                                  : 4EA18
MATA KULIAH                   : ETIKA BISNIS
MATERI                               : PRINSIP ETIKA DALA BISNIS SERTA ETIKA DAN            LINGKUNGAN ( BAB 2)
DAFTAR PUSTAKA           :
http://www.kompasiana.com/rihat/kantin-kejujuran_550e49aea33311ae2dba7ff7
Kasus :
KANTIN KEJUJURAN
Beberapa bulan lalu, jalan menunju tempat kerja kami diperbaiki,sehingga jalan jadi macet. Terpaksa saya mengambil jalan pintas lewat kampung. Saya sering melewati sebuah sekolah SD. Di dinding sekolahnya terbentang sebuah spanduk bertajuk Kantin Kejujuran. Saya tak paham apa maksudnya. Mungkin kantin sekolah tersebut bernama kejujuran. Ataukah ada makanan baru bernama Kejujuran?

Makna kantin kejujuran baru saya pahami minggu lalu dalam sebuah ibadah. Pengkhotbah bercerita tentang sebuah sekolah SMA di daerah Tanjung priuk tahun 1985. Kepala sekolah SMA tsb memutus para penyewa kantin sekolah dan menyediakan dana untuk membeli makanan. Yang berbeda, tidak ada penjaga makanan di kantin tersebut. Para siswa diminta untuk menruh sendiri uang di laci sesuai harga kue yang diambil.

Pada minggu pertama, makanan ludes semua tapi tidak ada uang di laci.Minggu kedua juga begitu. Tapi kepala sekolah tetap menyediakan dana untuk pengadaan kue karena ingin mengajarkan makna kejujuran kepada murid-muridnya. Minggu ketiga mulai ada yang menaruh uang. Setelah satu bulan berlalu,uang di laci sudah sesuai dengan jumlah kue yang terjual. Para siswa umumnya sudah memiliki kesdaran untuk membayar sesuai kue yang diambilnya. Bila ada siswa yang mencoba mengambil kue sambil pura-pura lupa bayar,

Kisah inspiratif Kantin kejujuran di atas mengajarkan kita beberapa hal. Pertama, untuk mencapai suatu masyarakat atau lingkungan jujur dan adil, diperlukan pemimpin yang memiliki Visi untuk tercapainya tujuan tersebut. Sang pemimpin juga harus memiliki kesabaran dan mau berkorban untuk tercapainya visi tersebut. Dibutuhkan waktu yang tidak singkat agar tujuan tersebut bisa terlaksana. Kepala Sekolah tersebut telah menjalankan Visinya dan mampu bersabar hungga siswa-siswanya mau bertindak jujur dalam membayar kue yang diambilnya.

Kedua, dibutuhkan peran serta aktif lingkungan sekitar sebagai kontrol untuk tercapainya visi tersebut. Siswa-siswa yang sudah memiliki kesadaran mau menegur teman-temannya yang mengambil kue tapi tidak membayar. Kontrol sosial seperti inilah justru sering lebih efektif untuk mencegah orang melakukan hal-hal yang yang dilarang secara hukum maupun etika.

Beberapa bulan lalu, jalan menunju tempat kerja kami diperbaiki,sehingga jalan jadi macet. Terpaksa saya mengambil jalan pintas lewat kampung. Saya sering melewati sebuah sekolah SD. Di dinding sekolahnya terbentang sebuah spanduk bertajuk Kantin Kejujuran. Saya tak paham apa maksudnya. Mungkin kantin sekolah tersebut bernama kejujuran. Ataukah ada makanan baru bernama Kejujuran?

Makna kantin kejujuran baru saya pahami minggu lalu dalam sebuah ibadah. Pengkhotbah bercerita tentang sebuah sekolah SMA di daerah Tanjung priuk tahun 1985. Kepala sekolah SMA tsb memutus para penyewa kantin sekolah dan menyediakan dana untuk membeli makanan. Yang berbeda, tidak ada penjaga makanan di kantin tersebut. Para siswa diminta untuk menruh sendiri uang di laci sesuai harga kue yang diambil.

Pada minggu pertama, makanan ludes semua tapi tidak ada uang di laci.Minggu kedua juga begitu. Tapi kepala sekolah tetap menyediakan dana untuk pengadaan kue karena ingin mengajarkan makna kejujuran kepada murid-muridnya. Minggu ketiga mulai ada yang menaruh uang. Setelah satu bulan berlalu,uang di laci sudah sesuai dengan jumlah kue yang terjual. Para siswa umumnya sudah memiliki kesdaran untuk membayar sesuai kue yang diambilnya. Bila ada siswa yang mencoba mengambil kue sambil pura-pura lupa bayar, maka teman-temannya akan meneriaki ."maliiiinggg...", sehingga diapun merasa malu.

Kisah inspiratif Kantin kejujuran di atas mengajarkan kita beberapa hal. Pertama, untuk mencapai suatu masyarakat atau lingkungan jujur dan adil, diperlukan pemimpin yang memiliki Visi untuk tercapainya tujuan tersebut. Sang pemimpin juga harus memiliki kesabaran dan mau berkorban untuk tercapainya visi tersebut. Dibutuhkan waktu yang tidak singkat agar tujuan tersebut bisa terlaksana. Kepala Sekolah tersebut telah menjalankan Visinya dan mampu bersabar hungga siswa-siswanya mau bertindak jujur dalam membayar kue yang diambilnya.

Kedua, dibutuhkan peran serta aktif lingkungan sekitar sebagai kontrol untuk tercapainya visi tersebut. Siswa-siswa yang sudah memiliki kesadaran mau menegur teman-temannya yang mengambil kue tapi tidak membayar. Kontrol sosial seperti inilah justru sering lebih efektif untuk mencegah orang melakukan hal-hal yang yang dilarang secara hukum maupun etika.

Di tengah-tengah maraknya kasus korupsi yang berkembang saat ini, barangkali ide kantin kejujuran ini bisa dikembangkan kembali. Tak perlulah kita berharap yang muluk-muluk bahwa kasus-kasus korupsi di lingkungan pemerintahan akan bisa menurun drastis dengan implementasi Kantin kejujuran ini. Cukup dilaksanakan di lingkungan terdekat kita sudah sangat baik. Apalagi bila dilaksanakan dengan konsisten di lingkungan sekolah, maka kita bisa berharap 20-30 tahun lagi jika mereka menjadi pemimpin negeri ini, mereka akan terdorong untuk menerapkannya di lingkungan kerja mereka. Semoga.

PEMBAHASAN:
Dalam kasus ini di SMA di tanjung priuk kasunya itu adalah Pada minggu pertama, makanan ludes semua tapi tidak ada uang di laci.Minggu kedua juga begitu. Tapi kepala sekolah tetap menyediakan dana untuk pengadaan kue karena ingin mengajarkan makna kejujuran kepada murid-muridnya. Minggu ketiga mulai ada yang menaruh uang. Setelah satu bulan berlalu,uang di laci sudah sesuai dengan jumlah kue yang terjual. Para siswa umumnya sudah memiliki kesdaran untuk membayar sesuai kue yang diambilnya. Saya pribadi sangat setuju atas program yang di laksanakan oleh sekolah atau Kemendikbud karena untuk belajar jujur, yaa dimulai dengan sejak dini. Saat ini semakin maraknya kasus korupsi yang berkembang, maka dari itu mulai dari program kanti kejujuran inilah generasi muda utk melawan korupsi dan bersifat jujur.
Solusi : terus dikembangkan program kantin kejujuran ini karena untuk sebagai pembelajaran bagi anak-anak generasi muda. Jikalau pun ada kantin kejujuran  yang tidak terawat maka pemeritah harus bertindak tegas dan mengevaluasi kembali kantin kejujuran tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar