Nama : Muchamad Ansori
NPM : 14212739
Kelas : 3EA18
Seiring perkembangan zama ini, pada era globalisasi ini banyak sekali perubahan mulai perkembangan IT, perkembangan bahasa dan lain sebagainya.
pengaruh bahasa pergaulan dalam perkembangan bahasa indonesia ?
menurut saya bahas pergaulan saat ini sangat merusak bahsa resmi bangsa indonesia yakni bahasa indonesia, karan di dalam bahsa pergaulan ada bahasa - bahasa yg tidak sopan, memang bahas pergaulan itu sebagai bahsa candaan terhadap teman. contoh : kita sering berbicara bahasa gaul apakah bahsa gaul itu akan diterapkan pada saat kita memasuki dunia kerja ? tidak kan disaat kita berbicara bahasa resmi yakni bahsa indonesia pasti kita berbicara masih agak bahsa gaul - gaulnya.
contoh bahsa gaul :
1. cemungudh eaa = semangat yaa
2. kepo = kepengen tau
3. elu = kamu
4. Gue / gua = saya
5 rempong = ribet
dan lain sebagainya.
Minggu, 29 Maret 2015
sftskill bahasa indonesia Tulisa 1 : Peranan bahasa daerah terhadap perkembangan bahasa Indonesia
Nama : Muchamad Ansori
NPM : 14212739
KELAS : EA18
sebagai bahasa resmi yang diselenggarakan pemerintah atau penyelenggara bahsa indonesia lah harus di pahami oleh seluruh rakyat indonesia. Indonesia emiliki beribu - ribu ragam bahasa daerah. belajar bahasa indonesia pada pemuda pemudi saat ini cukup lumayan sulit untuk dipahami dikarenakan harus memahami kosakatanya, EYD yang benar dan lain sebagainya.
peranan bahasa daerah terhadap perkembangan bahasa indoonesia, peranan bahasa indonesia pada umumnya harus selalu dipahami dan dipelajar karena sebagai warga negara indonesia sangat perlu dilakukan pada saat di dunia kerja & bahasa daerah sanat penting juga karena sebagai warga negara indonesia harus memahami bahasa derah tersebut, dalam bahasa daerah terserat bahasa yang sopan sehingga etika seseorang tersebut.
NPM : 14212739
KELAS : EA18
sebagai bahasa resmi yang diselenggarakan pemerintah atau penyelenggara bahsa indonesia lah harus di pahami oleh seluruh rakyat indonesia. Indonesia emiliki beribu - ribu ragam bahasa daerah. belajar bahasa indonesia pada pemuda pemudi saat ini cukup lumayan sulit untuk dipahami dikarenakan harus memahami kosakatanya, EYD yang benar dan lain sebagainya.
peranan bahasa daerah terhadap perkembangan bahasa indoonesia, peranan bahasa indonesia pada umumnya harus selalu dipahami dan dipelajar karena sebagai warga negara indonesia sangat perlu dilakukan pada saat di dunia kerja & bahasa daerah sanat penting juga karena sebagai warga negara indonesia harus memahami bahasa derah tersebut, dalam bahasa daerah terserat bahasa yang sopan sehingga etika seseorang tersebut.
Sabtu, 28 Maret 2015
softskill bahasa indonesia Tugas 2 : Penjelasan tentang metode ilmiah, perbandingannya dengan metodelogi penelitian
Nama : Muchamad Ansori
NPM : 14212739
Kelas : 3EA18
Tugas 2 : Penjelasan tentang metode ilmiah, perbandingannya dengan metodelogi penelitian
METODOLOGI PENELITIAN EKSPERIMEN PERBANDINGAN
Metode deskriptif berkesinambungan merupakan salah satu bagian dari metode deskriptif dimana metode deskriptif berkesinambungan ini adalah metode yang meneliti secara deskriptif yang dilakukan terus-menerus atas suatu obyek penelitian.
Metode deskriptif ini juga terbagi atas beberapa jenis metode lainnya yang diantaranya adalah metode deskriptif berkesinambungan ini sendiri dan jenis metode lainnya adalah sebagai berikut :
1. Kriteria umum
Antropologi secara umum yaitu berasal dari bahasa yunani seperti yang telah dijelaskan oleh ihromi (ihromi:2006:1) bahwa antropologi berasal dari bahasa yunani Antopos yan berarti manusia dan logos yang berarti ilmu.Jadi bisa di artikan antropologi adalah merupakan suatu disiplin yang berdasarkan rasa ingin tau yang tiada henti-hentinya tentang umat manusia.
Metode antropologi di bagi menjadi dua yaitu :
Mahjunir menjelaskan (1967:25), Antropologi dalam langkahnya sebelum diadakan uraian secara terperinci (mendalam) mengenai salah satu atau bidang khusus kajian, biasanya dijabarkan hal-hal sebagai berikut:
Metode penelitian kancah yaitu merupakan bagian dari berbagai bentuk penelitian yang telah dikembangkan, dapat dipastikan bahwa keseluruhan metode penelitian kancah berhubungan dengan pranata dan budaya serta pengalaman hidup masyarakat, kelompok, dan individu.Metode kancah termasuk dalam bagian metode penelitian kepustakaan.
Metode penelitian kepustakaan ini mengambil perpustakaan sebagai tempat penelitian dengan objek penelitiannya adalah bahan-bahan kepustakaan.Penelitian kepustakaan menghasilkan kesimpulan mengenai kecenderungan sebuah teori digunakan dari waktu ke waktu, perkembangan sebuah paradigm, dan pendekatan ilmu pengetahuan tertentu.
Metode penelitian kepustakaan dibagi menjadi dua jenis metode lainnya yaitu :
Kancah
sumber :
https://sites.google.com/a/student.unsika.ac.id/metodologi-penelitian-11041/home/tugas-i
NPM : 14212739
Kelas : 3EA18
Tugas 2 : Penjelasan tentang metode ilmiah, perbandingannya dengan metodelogi penelitian
METODOLOGI PENELITIAN INTERAKSI SIMBOLIK
Interaksi
simbolik adalah salah satu dari metode penelitian kualitatif dimana
penelitian harus dilakukan dalam suatu lingkungan yang alami.Interaksi
simbolik memilki metodologi tertentu dimana pada awalnya perkembangan
interaksi simbolik lebih menekankan kepada perilaku manusia yang tidak
secara keseluruhan atau kelompok.Denzin mengemukakan tujuh prinsip
metodologi interaksi simbolik sebagai berikut :- Simbol dan interaksi harus dipadukan sebelum penelitian selesai
- Penelitian harus mengambil peran orang lain yang bertindak (the acting orther) dan penelitian harus membedakan antara konsep realita kehidupan sehari-hari dengan konsep ilmiah mengenai realita tersebut.
- Penelitian harus mencantumkan sibol dan definisi subjek hubungan sosial dan kelompok-kelompok yang memberikan konsep demikian.
- Dalam setting perilaku interaksi dan pengamatan ilmiah harus dicatat.
- Harus mampu mencerminkan proses atau perubahan.
- Pelaksanaan penelitian yang baik dipandang sebagai tindakan suatu interaksi simbolik.
- Menggunakan penggunaan konsep-konsep yang layak dan proposisi yang dibangun interaksional dan universal.
METODOLOGI PENELITIAN EKSPERIMEN PERBANDINGAN
Metode
eksperimen ini termasuk kedalam metodologi penelitian kuantitatif yang
menjelaskan sebab dan akibat (kausalitas) antara satu dengan yang
lainnya.Penelitian harus melakukan pengukuran dan kontrol yang cermat
untuk mejelaskan hubungan kausalitas.Metode eksperimen tidak digunakan
untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu dengan yang lainnya
saja, namun juga untuk menjelaskan dan memprediksi kecenderungan suatu
di masa depan.
Perlu kita perhatikan jika dua variabel yang
berkorelasi misalnya tingkat pendidikan
berkorelasi dengan tingkat penghasilan
atau yang lainnya tidak berarti dua variabel tersebut mempunyai hubungan
sebab-akibat.Begitu juga sebaliknya,
dua variabel yang tidak berkorelasi (zero correlation) tidak berarti sudah
tertutup kemungkinan berhubungan sebab-akibat
(Hopkins, et al, 1987).Untuk menjawab
Apakah tingkat pendidikan menyebabkan naiknya pendapatan Diperlukan suatu studi eksperimen yang sangat ketat aturannya.
Seperti metode-metode lain, metode eksperimen ini mempunyai
banyak variasi. Berikut ini beberapa contoh variasi (model) metode eksperimen.
Sebagai catatan:
- Observasi
- Adalah variabel independen
- Kelompok subjek yang dibagi secara random
- Experimental group
- Control group
Metode deskriptif berkesinambungan merupakan salah satu bagian dari metode deskriptif dimana metode deskriptif berkesinambungan ini adalah metode yang meneliti secara deskriptif yang dilakukan terus-menerus atas suatu obyek penelitian.
Metode deskriptif ini juga terbagi atas beberapa jenis metode lainnya yang diantaranya adalah metode deskriptif berkesinambungan ini sendiri dan jenis metode lainnya adalah sebagai berikut :
- Metode survey
- Penelitian studi kasus
- Penelitian pekerjaan dan aktivitas
- Penelitian komparatif dan
- Penelitian studi waktu gerakan
1. Kriteria umum
- Masalah yang dirumuskan harus layak dan ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas
- Tidak terlalu umum dan tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas
- Data yang digunakan harus berupa fakta
- Harus mempunyai validasi untuk membuat perbandingan
- Deskriptif dalam mengenai tempat dan waktu penelitian
- Hasil penelitian berisi secara detail baik dalam mengumpulkan data dan studi kepustakaan yang dilakukan
- Data atau prinsip-prinsip yang digunakan dinyatan dalam nilai
- Fakta-fakta yang digunakan adalah mengenai masalah status
- Penelitian bersifat ex post facto, oleh karena itu penelitian tidak mengadakan manipulasi
- Merumuskan masalah sehingga dapat diselidiki dengan sumber yang ada
- Menentukan tujuan penelitian
- Memberikan batasan atau sejauh mana penelitian eskriptif akan dilaksanakan
- Menelusuri sumber kepustakaan yang berhubungan dengan masalah
- Merumuskan hipotesi-hipotesis yang ingin diuji
- Melakukan kerja lapangan untuk pengumpulan data
- Membuat tabulasi dan analisis statik pada data yang telah dikumpulkan
- Memberikan interprestasi terhadap masalah yang ingin di pecahkan
- Mengadakan generelisasi dan dedukasi dari penemuan dan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji
- Menbuat laporan penelitian dengan cara ilmiah (Nazir,2005:55-63).
Antropologi secara umum yaitu berasal dari bahasa yunani seperti yang telah dijelaskan oleh ihromi (ihromi:2006:1) bahwa antropologi berasal dari bahasa yunani Antopos yan berarti manusia dan logos yang berarti ilmu.Jadi bisa di artikan antropologi adalah merupakan suatu disiplin yang berdasarkan rasa ingin tau yang tiada henti-hentinya tentang umat manusia.
Metode antropologi di bagi menjadi dua yaitu :
- Antropologi Fisik
- Antropologi Budaya
Mahjunir menjelaskan (1967:25), Antropologi dalam langkahnya sebelum diadakan uraian secara terperinci (mendalam) mengenai salah satu atau bidang khusus kajian, biasanya dijabarkan hal-hal sebagai berikut:
- Tentang seluk beluk antropologi, sasaran studinya, metode metode ilmiahnya
- Tentang kelahiran dan riwayat perkembangan selanjutnya
- Tentang guna/manfaat, tugas-tugas dan masalah yang dihadapinya
- Tentang bibliografi
- Tentang segi tertentu dari objek yang diselidiki.
Metode penelitian kancah yaitu merupakan bagian dari berbagai bentuk penelitian yang telah dikembangkan, dapat dipastikan bahwa keseluruhan metode penelitian kancah berhubungan dengan pranata dan budaya serta pengalaman hidup masyarakat, kelompok, dan individu.Metode kancah termasuk dalam bagian metode penelitian kepustakaan.
Metode penelitian kepustakaan ini mengambil perpustakaan sebagai tempat penelitian dengan objek penelitiannya adalah bahan-bahan kepustakaan.Penelitian kepustakaan menghasilkan kesimpulan mengenai kecenderungan sebuah teori digunakan dari waktu ke waktu, perkembangan sebuah paradigm, dan pendekatan ilmu pengetahuan tertentu.
Metode penelitian kepustakaan dibagi menjadi dua jenis metode lainnya yaitu :
- Labolatorium
Kancah
sumber :
https://sites.google.com/a/student.unsika.ac.id/metodologi-penelitian-11041/home/tugas-i
softkill bahasa indonesia Tugas 1 : teori tentang penalaran dan kaitannya dengan bahasa indonesia
Nama : Muchamad Ansori
NPM : 14212739
KELAS : 3EA18
Tugas 1 : teori tentang penalaran dan kaitannya dengan bahasa indonesia
PENGERTIAN PENALARAN
NPM : 14212739
KELAS : 3EA18
Tugas 1 : teori tentang penalaran dan kaitannya dengan bahasa indonesia
PENGERTIAN PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui
atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang
sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua
jenis metode dalam menalar yaitu deduktif dan induktif.
B. PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran
Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa
prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang
bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan
deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum,
menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses
pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil
atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. Contoh : Masyarakat
Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah
kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media
hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial
dan penanda status social.
Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tak langsung.
1. Menarik Simpulan secara Langsung
Simpulan
(konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis. Sebaliknya,
konklusi yang ditarik dari dua premis disebut simpulan taklangsung.
Misalnya:
1) Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Semua ikan berdarah dingin. (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
2) Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Tidak satu pun P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat. (premis)
Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk. (simpulan)
3) Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh:
Semua rudal adalah senjata berbahaya. (premis)
Tidak satu pun rudal adalah senjata tidak berbahaya. (simpulan)
4) Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Semua S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh:
Tidak seekor pun harimau adalah singa. (premis)
Semua harimau adalah bukan singa. (simpulan)
5) Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
Tidak satu pun tak-P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Semua gajah adalah berbelalai. (premis)
Tak satu pun gajah adalah takberbelalai. (simpulan)
Tidak satu pu yang takberbelalai adalah gajah. (simpulan)
2. Menarik Simpulan secara Tidak Langsung
Penalaran
deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan
dua premis sebagai data. Dari dua premis ini akan dihasilkan sebuah
simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan
premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.
Untuk
menarik simpulan secara tidak langsung ini, kita memerlukan suatu
premis (pernyataan dasar) yang bersifat pengetahuanyang semua orang
sudah tahu, umpamanya setiap manusia akan mati, semua ikan berdarah
dingin, semua sarjana adalah lulusan perguruan tinggi, atau semua pohon
kelapa berakar serabut.
Beberapa jenis penalaran deduksi dengan penarikan secara tidak langsung sebagai berikut.
a. Silogisme Kategorial
Yang
dimaksud dengan kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga
proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan
simpulan. Premis yang bersifat umum disebut premis mayordan premis yang bersifat khusus disebut premis minor. Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut term mayor.
Contoh:
Semua manusia bijaksana.
Semua polisi adalah bijaksana.
Jadi, semua polisi bijaksana.
Untuk
menghasilkan simpulan harus ada term penengah sebagai penghubung antara
premis mayor dan premis minor. Term penengah adalah silogisme diatas
ialah manusia. Term penengah hanya terdapat pada premis, tidak
terdapat pada simpulan. Kalau term penengah tidak ada, simpulan tidak
dapat diambil.
Contoh:
Semua manusia tidak bijaksana.
Semua kera bukan manusia.
Jadi, (tidak ada kesimpulan).
Aturan umum silogisme kategorial adalah sebagai berikut.
a) Silogisme harus terdiri atas tiga term, yaitu term mayor, term minor dan term penengah.
Contoh:
Semua atlet harus giat berlatih.
Xantipe adalah seorang atlet.
Xantipe harus giat berlatih.
Term mayor = Xantipe.
Term minor = harus giat berlatih.
Term penengah = atlet.
Kalau lebih dari tiga term, simpulan akan menjadi salah.
Contoh:
Gambar itu menempel di dinding.
Dinding itu menempel di tiang.
Dalam
premis ini terdapat empat term yaitu gambar, menempel di dinding, dan
dinding menempel ditiang. Oleh sebab itu, disini tidak dapat ditarik
kesimpulan.
b) Silogisme terdiri atas tiga proposisi, yaitu premis mayor, premis minor dan simpulan.
c) Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
Contoh:
Semua semut bukan ulat.
Tidak seekor ulat pun adalah manusia.
d) Bilah salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
Contoh:
Tidak seekor gajah pun adalah singa.
Semua gajah berbelalai.
Jadi, tidak seekor singa pun berbelalai.
e) Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
Contoh:
f) Dari dua premis yang khusus, tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh:
Sebagian orang jujur adalah petani.
Sebagian pegawai negeri adalah orang jujur.
Jadi, . . . (tidak ada simpulan)
g) Bila salah satu premis khusus, simpulan akan bersifat khusus.
Contoh:
Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA.
Sebagian pemuda adalah mahasiswa.
Jadi, sebagian pemuda adalah lulusan SLTA.
h) Dari premis mayor yang khusus dan premis minor yang negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh:
Beberapa manusia adalah bijaksana.
Tidak seekor binatang pun adalah manusia.
Jadi, . . . (tidak ada simpulan)
b. Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis.
Kalau
premis minornya membernarkan anteseden, simpulannya membenarkan
konsekuen. Kalau premis minornya menolak anteseden, simpulan juga
menolak konsekuen.
Contoh:
Jika besi dipanaskan, besi akan memuai.
Besi dipanaskan.
Jadi, besi memuai.
Jika besi tidak dipanaskan, besi tidak akan memuai.
Besi tidak dipanaskan.
Jadi, besi tidak akan memuai.
c. Silogisme Alterntif
Silogisme
alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa
proposisi alternatif. Kalau premis minornya membenarkan salah satu
alternatif, simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Dia adalah seorang kiai atau profesor.
Dia seorang kiai.
Jadi, dia bukan seorang profesor.
Dia adalah seorang kiai atau profesor.
Dia bukan seorang kiai.
Jadi, dia seorang profesor.
d. Entimen
Sebenarnya
silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
tulisan maupun dalam lisan. Akan tetapi, ada bentuk silogisme yang tidak
mempunyai premis mayor karena premis mayor itu sudah diketahui secara
umum. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh:
Semua sarjana adalah orang cerdas.
Ali adalah seorang sarjana.
Jadi, Ali adalah orang cerdas.
Dari silogisme ini dapat ditarik satu entimen, yaitu “Ali adalah orang cerdas karena dia adalah seorang sarjana”.
Beberapa contoh entimen:
Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Dengan demikian, silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, sebuah entimen juga dapat diubah menjadi silogisme.
C. PENALARAN INDUKTIF
Penalaran
induktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa
prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang
bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait
dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua
pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara
empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara.
Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu
penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Contoh
: Sejak suaminya meninggal dunia dua tahun yang lalu, Ny. Ahmad sering
sakit. Setiap bulan ia pergi ke dokter memeriksakan sakitnya. Harta
peninggalan suaminya semakin menipis untuk membeli obat dan biaya
pemeriksaan, serta untuk biya hidup sehari-hari bersama tiga orang
anaknya yang masih sekolah. Anaknya yang tertua dan adiknya masih kuliah
di sebuah perguruan tinggi swasta, sedangkan yang nomor tiga masih
duduk di bangku SMA. Sungguh (kata kunci) berat beban hidupnya. (Ide pokok)
Beberapa bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut.
1. Generalisasi
Generalisasi
ialah proses penalaranyang megandalkan beberapa pernyataan yang
mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Dari beberapa gejala dan data, kita ragu-ragu mengatakan bahwa “Lulusan
sekolah A pintar-pintar.” Hal ini dapat kita simpulkan setelah beberapa
data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti itu.
Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
benar atau tidak benarnya dari generalisasi itu dapat dilihat dari hal-hal berikut.
1) Data itu harus memadai jumlahnya. Semakin banyak data yang dipaparkan, semakin benar simpulan yang diperoleh.
2) Data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama itu akan dihasilkan simpulan yang benar.
3) Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.
a. Macam – macam generalisasi
· 1) Generalisasi sempurna
Adalah
generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan
diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan
tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
· 2) Generalisasi tidak sempurana
Adalah
generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkakn
kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
2. Analogi
Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh:
Nina adalah lulusan akademi A.
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan akademi A.
Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut.
1) Analogi dilakukan untuk meramalkan sesuatu.
2) Analogi diakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
3) Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
3. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Misalnya, tombol ditekan, akibatnya bel berbunyi. Dalam kehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita temukan. Hujan turun dan jalan-jalan becek. Ia kena penyakit kanker darah dan meninggal dunia. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antarmasalah, yaitu sebagai berikut.
a. Sebab-Akibat
Sebab-akibat
ini berpola A menyebabkan B. Disamping itu, hubungan ini dapat pula
berpola A menyebabkan B, C, D, dan seterusnya. Jadi, efek dari satu
peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.
Dalam
kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran
seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihat
pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap sebuah akibat yang nyata.
Kalau kita melihat sebiji buah mangga terjatuh dari batangnya, kita akan
memperkirakan beberapa kemungkinan penyebabnya. Mungkin mangga itu
ditimpa hujan, mungkin dihempas angin, dan mungkin pula dilempari
anak-anak. Pastilah sakah satu kemungkinana itu yang menjadi
penyebabnya.
Andaikata angin tiba-tiba bertiup. (A), dan hujan
yang tiba-tiba turun. (B), ternyata tidak sebuah manggapun yang jatuh.
(E), tentu kita dapat menyimpulkan bahwa jatuhnya mangga itu disebabkan
oleh lemparan anak-anak. (C).
Pola seperti itu dapat kita lihat pada rancangan berikut.
Angin hujan lemparan mangga jatuh
(A) (B) ( C) (E)
Angin hujan mangga tidak jatuh
(A) (B) (E)
Oleh sebab itu, lemparan anak menyebabkan mangga jatuh.
(C) (E)
Pola-pola
seperti terjadi jika dua kasus atau lebih dalam satu gejala mempunyai
satu dan hanya satu kondisi yang dapat mengakibatkan sesuatu, kondisi
itu dapat diterima sebagai penyebab sesuatu tersebut.[1]
Teh, gula, garam, menyebabkan kedatangan semut
(P) (Q) (R) (Y)
Gula, lada, bawang, menyebabkan kedatangan semut
(Q) (S) (U) (Y)
Jadi, gula menyebabkan ketadangan semut
(Q) (Y)
b. Akibat-Sebab
Akibat-Sebab
ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi kedokter. Ke
dokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan
entimen. Akan tetapi, dalam penalaran jenis akibat-sebab ini, peristiwa
sebab merupakan simpulan.
c. Akibat-Akibat
Akibat-akibat
adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat”
langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain. Contohnya adalah
sebagai berikut.
Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat
tanah di halamannya becek. Ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran
di belakang rumahnya pasti basah.
Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan, yaitu hari hujan. Pola itu dapat dilihat seperti berikut ini.
Hujan menyebabkan tanah becek
(A) (B)
Hujan menyebabkan kain jemuran basah
(A) (C)
Dalam
proses penalaran “akibat-akibat”, peristiwa tanah becek (B) merupakan
data, dan peristitwa kain jemuran basah (C) merupakan simpulan
Jadi, karena tanah becek, pasti kain jemuran basah.
(B) (C)
[1] metode agreement. E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai. Cermat Bahasa Indonesia. Hal 169. Jakarta: 2006
KESIMPULAN
Dari
berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam
prosesnya ada 2 macam yaitu penalaran Deduktif dan penalaran Induktif.
Penalaran
Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus.
Penalaran Induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
Sumber :
http://www.mahapekabanten.org/blog-203-makalah-bahasa-indonesia-penalaran-induktif-dan-penalaran-deduktif.html
KOMUNIKASI PEMASARAN
KOMUNIKASI PEMASARAN
Manajemen
Komunikasi Pemasaran
Kelempok
4
Kelas : 3EA18
Agung Hary p 10212354
Aldi Halim 14212717
Dewi Cristi 11212948
Faisal Chanif Aziz 12212675
Suntoro Aji 17212198
Muhammad Ansori 14212739
Reja Andhika 16212186
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2015
Karakteristika
tujuan pemomosisian (positioning dalam komunikasi pemasaran)
Pemosisian
Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran (bahasa
Inggris: marketing
communication) adalah sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan,
membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung
tentang produk dan merek yang dijual. Komunikasi pemasaran mempresentasikan
"suara" perusahaan dan mereknya serta merupakan sarana dimana
perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen.
Komunikasi
pemasaran bagi konsumen, dapat memberitahu atau memperlihatkan kepada konsumen
tentang bagaimana dan mengapa suatu produk digunakan, oleh orang macam apa, serta
di mana dan kapan. Komunikasi pemasaran berkontribusi pada ekuitas merek dengan menanamkan merek dalam ingatan
dan menciptakan citra merek serta emndorong penjualan dan bahkan
mempengaruhi nilai pemegang saham.
Positioning
Positioning
adalah tindakan perusahaan untuk merancang suatu produk dan bauran pemasaran
agar dapat tercipta kesan atau ciri khas tertentu diingatan konsumen.
Menurut
Kotler (1997: 262): “Positioning is the act of designing the company’s offer so
that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind”.
Sedangkan
menurut Cravens (1991:255),keputusan pemilihan target pasar merupakan titik
vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam menentukan
tujuan dan pengembangan strategi positioning.
Dalam
proses positioning selalu dimulai product positioning. Pendapat ini dikemukakan
oleh Regis Mc Kenna (1985: 37)
Positioning
adalah strategi komunikasi.
Komunikasi dilakukan untuk
menjembatani produk atau merek atau nama dengan calon konsumen.
Positioning bukan suatu yang perusahaan lakukan terhadap produk,
komunikasi berhububgan dengan atribut-atribut yang secara fisik maupun non
fisik melekat pada produk , warna, disain, tulisan yang tertera dilabel,
kemasan, nama merek adalah diantaranya. Selain itu harap diingat bahwa
komunikasi menyangkut aspek-aspek yang luas, serta menyangkat soal citra yang
disalurkan melalui metode iklan, media yang dipilih, out let yang menyalurkan
produk, sikap para meneger, sikap tenaga penjual, sebagai bentuk sponsor ship,
produk yang terkait , bentuk fisik bangunan, mannager, CEO,atau Komisaris yang
diangkat dan sebagainya.
Adapun
tujuan pokok strategi positioning adalah.
1.
untuk
menempatkan atau memposisikan produk di pasar sehinggan produk tersebut
terpisah atau berbeda dengan merek-merek yang bersaing.
2.
untuk
memposisikan produk sehingga dapat menyampaikan beberapa hal pokok kepada para
pelanggan, yaitu what you stand for, what you are, dan how would you like
customers to evaluate you.
Dalam
kasus positioning multi merek (multiple brabds) , tujuan pokoknya adalah untuk
:
1.
untuk
mencapai pertumbuhan dengan jalan menawarkan bermacam macam produk kepada
segmen-segmen pasar yang berbeda.
2.
untuk
menghindari ancaman persaingan terhadap merek unggul.
Peran Positioning Dalam Strategi
Pemasaran
Positioning memiliki peran yang sangat
penting didalam strategi pemasaran.
Alasannya dunia sekarang ini dilanda
over komunikasi, terjadi ledakan barang,media, maupun iklan. Akibatnya pikiran
para prospek menjadi ajang pertempuran.
Untuk mencapai product positioning
yang kuat suatu perusahaan perlu melakukan diferensiasi dalam banyak faktor
yaitu: teknologi, harga, kualitas, saluran distribusi atau sasaran konsumennya.
Rumusan positioning yang dikemukakan
Kenna (1985:37) menjelaskan perusahaan sewaktu akan melakukan product
positioning perlu mempertimbangkan 4 (empat) hal kunci utama, yang disebut
sebagai The Golden Rules of Product. adapun uraiannya sebagai berikut:
1. Perusahaan perlu mengkuti trend
dan dinamika pasar, seperti trend teknologi, persaingan, sosial, dan ekonomi.
2. Perusahaan harus memfokuskan pada
posisi teknologi dan kualitas.
3. Perusahaan harus mentargetkan
produknya pada segmen pasar tertentu misalnya pada segmen masyarakat atas,
menengah atau bawah.
4. Perusahaan harus mau
bereksperimen dengan tipe produk baru, kemudian memperhatikan reaksi pasar.
SUMBER :
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_pemasaran
http://bellafnd.blogspot.com/2013/10/segmentasi-targeting-dan-positioning.html
http://faisalchanifaziz27.blogspot.com/2015/03/komunikasi-pemasaran.html
Langganan:
Postingan (Atom)