Minggu, 29 Maret 2015

softskill bahasa indonesia Tuisan 2 : Pengaruh bahasa pergaulan dalam perkembangan bahasa Indonesia

Nama : Muchamad Ansori
NPM : 14212739
Kelas : 3EA18

Seiring perkembangan zama ini, pada era globalisasi ini banyak sekali perubahan mulai perkembangan IT, perkembangan bahasa dan lain sebagainya.
pengaruh bahasa pergaulan dalam perkembangan bahasa indonesia ?
menurut saya bahas pergaulan saat ini sangat merusak bahsa resmi bangsa indonesia yakni bahasa indonesia, karan di dalam bahsa pergaulan ada bahasa - bahasa yg tidak sopan, memang bahas pergaulan itu sebagai bahsa candaan terhadap teman. contoh : kita sering berbicara bahasa gaul apakah bahsa gaul itu akan diterapkan pada saat kita memasuki dunia kerja ? tidak kan disaat kita berbicara bahasa resmi yakni bahsa indonesia pasti kita berbicara masih agak bahsa gaul - gaulnya.
contoh bahsa gaul :
1. cemungudh eaa = semangat yaa
2. kepo = kepengen tau
3. elu = kamu
4. Gue / gua = saya
5 rempong = ribet
dan lain sebagainya.

sftskill bahasa indonesia Tulisa 1 : Peranan bahasa daerah terhadap perkembangan bahasa Indonesia

Nama : Muchamad Ansori
NPM : 14212739
KELAS : EA18

sebagai bahasa resmi yang diselenggarakan pemerintah atau penyelenggara bahsa indonesia lah harus di pahami oleh seluruh rakyat indonesia. Indonesia emiliki beribu - ribu ragam bahasa daerah. belajar bahasa indonesia pada pemuda pemudi saat ini cukup lumayan sulit untuk dipahami dikarenakan harus memahami kosakatanya, EYD yang benar dan lain sebagainya.
peranan bahasa daerah terhadap perkembangan bahasa indoonesia, peranan bahasa indonesia pada umumnya harus selalu dipahami dan dipelajar karena sebagai warga negara indonesia sangat perlu dilakukan pada saat di dunia kerja & bahasa daerah sanat penting juga karena sebagai warga negara indonesia harus memahami bahasa derah tersebut, dalam bahasa daerah terserat bahasa yang sopan sehingga etika seseorang tersebut.

Sabtu, 28 Maret 2015

softskill bahasa indonesia Tugas 2 : Penjelasan tentang metode ilmiah, perbandingannya dengan metodelogi penelitian

Nama : Muchamad Ansori
NPM : 14212739
Kelas : 3EA18
Tugas 2 : Penjelasan tentang metode ilmiah, perbandingannya dengan metodelogi penelitian
METODOLOGI PENELITIAN INTERAKSI SIMBOLIK
              Interaksi simbolik adalah salah satu dari metode penelitian kualitatif dimana penelitian harus dilakukan dalam suatu lingkungan yang alami.Interaksi simbolik memilki metodologi tertentu dimana pada awalnya perkembangan interaksi simbolik lebih menekankan kepada perilaku manusia yang tidak secara keseluruhan atau kelompok.Denzin mengemukakan tujuh prinsip metodologi interaksi simbolik sebagai berikut :
  • Simbol dan interaksi harus dipadukan sebelum penelitian selesai
  • Penelitian harus mengambil peran orang lain yang bertindak (the acting orther) dan penelitian harus membedakan antara konsep realita kehidupan sehari-hari dengan konsep ilmiah mengenai realita tersebut.
  • Penelitian harus mencantumkan sibol dan definisi subjek hubungan sosial dan kelompok-kelompok yang memberikan konsep demikian.
  • Dalam setting perilaku interaksi dan pengamatan ilmiah harus dicatat.
  • Harus mampu mencerminkan proses atau perubahan.
  • Pelaksanaan penelitian yang baik dipandang sebagai tindakan suatu interaksi simbolik.
  • Menggunakan penggunaan konsep-konsep yang layak dan proposisi yang dibangun interaksional dan universal.
             Jadi pandangan interaksi simbolik, sebagaimana yang telah ditegaskan Blumer adalah proses sosial kehidupan, kelompoklah yang menciptakan dan menegakkan kehidupan kelompok. Menurut teoritisi interaksi simbolik, kehidupan sosial adalah interaksi manusia dengan menggunakan simbol-simbol dan Ketertarikan pada cara manusia menggunakan simbol yang mereka maksudkan untuk berkomunikasi.
METODOLOGI PENELITIAN EKSPERIMEN PERBANDINGAN
Metode eksperimen ini termasuk kedalam metodologi penelitian kuantitatif yang menjelaskan sebab dan akibat (kausalitas) antara satu dengan yang lainnya.Penelitian harus melakukan pengukuran dan kontrol yang cermat  untuk mejelaskan hubungan kausalitas.Metode eksperimen tidak digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu dengan yang lainnya saja, namun juga untuk menjelaskan dan memprediksi kecenderungan suatu di masa depan.                                                               
Perlu  kita perhatikan jika dua variabel yang berkorelasi misalnya tingkat pendidikan berkorelasi dengan tingkat penghasilan  atau  yang lainnya tidak berarti dua variabel tersebut mempunyai hubungan sebab-akibat.Begitu juga sebaliknya, dua variabel yang tidak berkorelasi (zero correlation) tidak berarti sudah tertutup kemungkinan berhubungan sebab­-akibat (Hopkins, et al, 1987).Untuk menjawab Apakah tingkat pendidikan menyebabkan naiknya pendapatan Diperlukan suatu studi eksperimen yang sangat ketat aturannya.
         Seperti metode-metode lain, metode eksperimen ini mempunyai banyak variasi. Berikut ini beberapa contoh variasi (model) metode eksperimen. Sebagai catatan:
  • Observasi
  • Adalah variabel independen
  • Kelompok subjek yang dibagi secara random
  • Experimental group
  • Control group
METODOLOGI PENELITIAN DESKRIPTIF BERKESINAMBUNGAN
          Metode deskriptif berkesinambungan merupakan salah satu bagian dari metode deskriptif  dimana metode deskriptif berkesinambungan ini adalah metode yang meneliti secara deskriptif yang dilakukan terus-menerus atas suatu obyek penelitian.
            Metode deskriptif ini juga terbagi atas beberapa jenis metode lainnya yang diantaranya adalah metode deskriptif berkesinambungan ini sendiri dan jenis metode lainnya adalah sebagai berikut :
  • Metode survey
  • Penelitian studi kasus
  • Penelitian pekerjaan dan aktivitas
  • Penelitian komparatif dan
  • Penelitian studi waktu gerakan
             Ada dua kriteria pokok pada metode deskriptif yaitu :
1. Kriteria umum
  • Masalah yang dirumuskan harus layak dan ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas
  • Tidak terlalu umum dan tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas
  • Data yang digunakan harus berupa fakta
  • Harus mempunyai validasi untuk membuat perbandingan
  • Deskriptif dalam mengenai tempat dan waktu penelitian
  • Hasil penelitian berisi secara detail baik dalam mengumpulkan data dan studi kepustakaan yang dilakukan
2. Kriteria khusus
  • Data atau prinsip-prinsip yang digunakan dinyatan dalam nilai
  • Fakta-fakta yang digunakan adalah mengenai masalah status
  • Penelitian bersifat ex post facto, oleh karena itu penelitian tidak mengadakan manipulasi
             Langkah umum metode deskriptif :
  • Merumuskan masalah sehingga dapat diselidiki dengan sumber yang ada
  • Menentukan tujuan penelitian
  • Memberikan batasan atau sejauh mana penelitian eskriptif akan dilaksanakan
  • Menelusuri sumber kepustakaan yang berhubungan dengan masalah
  • Merumuskan hipotesi-hipotesis yang ingin diuji
  • Melakukan kerja lapangan untuk pengumpulan data
  • Membuat tabulasi dan analisis statik pada data yang telah dikumpulkan
  • Memberikan interprestasi terhadap masalah yang ingin di pecahkan
  • Mengadakan generelisasi dan dedukasi dari penemuan dan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji
  • Menbuat laporan penelitian dengan cara ilmiah (Nazir,2005:55-63).
METODOLOGI PENELITIAN ANTROPOLOGI
         Antropologi secara umum yaitu berasal dari bahasa yunani seperti yang telah dijelaskan oleh ihromi (ihromi:2006:1) bahwa antropologi berasal dari bahasa yunani Antopos yan berarti manusia dan logos yang berarti ilmu.Jadi bisa di artikan antropologi  adalah merupakan suatu disiplin yang berdasarkan rasa ingin tau yang tiada henti-hentinya tentang umat manusia.
             Metode antropologi di bagi menjadi dua yaitu :
  • Antropologi Fisik
  • Antropologi Budaya
Dapat dirumuskan dari definisi di atas pengertian antropologi yaitu sebuah ilmu atau metode yang mempelajari manusia dari berbagai keragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berperilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap atau masing-masing manusia satu dengan yang lain memiliki keragaman berbeda.
            Mahjunir menjelaskan (1967:25), Antropologi dalam langkahnya sebelum diadakan uraian secara terperinci (mendalam) mengenai salah satu atau bidang khusus kajian, biasanya dijabarkan hal-hal sebagai berikut:
  • Tentang seluk beluk antropologi, sasaran studinya, metode metode ilmiahnya
  • Tentang kelahiran dan riwayat perkembangan selanjutnya
  • Tentang guna/manfaat, tugas-tugas dan masalah yang dihadapinya
  • Tentang bibliografi
  • Tentang segi tertentu dari objek yang diselidiki.
METODOLOGI PENELITIAN KANCAH
          Metode penelitian kancah yaitu merupakan bagian dari berbagai bentuk penelitian yang telah dikembangkan, dapat dipastikan bahwa keseluruhan metode penelitian kancah berhubungan dengan pranata dan budaya serta pengalaman hidup masyarakat, kelompok, dan individu.Metode kancah termasuk dalam bagian metode penelitian kepustakaan.
              Metode penelitian kepustakaan ini mengambil perpustakaan sebagai tempat penelitian dengan objek penelitiannya adalah bahan-bahan kepustakaan.Penelitian kepustakaan menghasilkan kesimpulan mengenai kecenderungan sebuah teori digunakan dari waktu ke waktu, perkembangan sebuah paradigm, dan pendekatan ilmu pengetahuan tertentu.
              Metode penelitian kepustakaan dibagi menjadi dua jenis metode lainnya yaitu :
  • Labolatorium

Kancah

sumber :
https://sites.google.com/a/student.unsika.ac.id/metodologi-penelitian-11041/home/tugas-i
 

softkill bahasa indonesia Tugas 1 : teori tentang penalaran dan kaitannya dengan bahasa indonesia

Nama : Muchamad Ansori
NPM : 14212739
KELAS : 3EA18
Tugas 1 : teori tentang penalaran dan kaitannya dengan bahasa indonesia

PENGERTIAN PENALARAN

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu deduktif dan induktif.


B.     PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. Contoh : Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan   (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.
Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tak langsung.
1.      Menarik Simpulan secara Langsung
Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis. Sebaliknya, konklusi yang ditarik dari dua premis disebut simpulan taklangsung.
Misalnya:
1)       Semua S adalah P. (premis)
 Sebagian  P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Semua ikan berdarah dingin. (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
2)      Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Tidak satu pun P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat. (premis)
Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk. (simpulan)
3)      Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh:
Semua rudal adalah senjata berbahaya. (premis)
Tidak satu pun rudal adalah senjata tidak berbahaya. (simpulan)
4)      Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Semua S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh:
Tidak seekor pun harimau adalah singa. (premis)
Semua harimau adalah bukan singa. (simpulan)
5)      Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
Tidak satu pun tak-P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Semua gajah adalah berbelalai. (premis)
Tak satu pun gajah adalah takberbelalai. (simpulan)
Tidak satu pu yang takberbelalai adalah gajah. (simpulan)

2.      Menarik Simpulan secara Tidak Langsung
Penalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis ini akan dihasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.
Untuk menarik simpulan secara tidak langsung ini, kita memerlukan suatu premis (pernyataan dasar) yang bersifat pengetahuanyang semua orang sudah tahu, umpamanya setiap manusia akan mati, semua ikan berdarah dingin, semua sarjana adalah lulusan perguruan tinggi, atau semua pohon kelapa berakar serabut.
Beberapa jenis penalaran deduksi dengan penarikan secara tidak langsung sebagai berikut.
a.      Silogisme Kategorial
Yang dimaksud dengan kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum disebut premis mayordan premis yang bersifat khusus disebut premis minor. Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut term mayor.
Contoh:
Semua manusia bijaksana.
Semua polisi adalah bijaksana.
Jadi, semua polisi bijaksana.
            Untuk menghasilkan simpulan harus ada term penengah sebagai penghubung antara premis mayor dan premis minor. Term penengah adalah silogisme diatas ialah manusia. Term penengah hanya terdapat pada premis, tidak terdapat pada simpulan. Kalau term penengah tidak ada, simpulan tidak dapat diambil.
Contoh:
Semua manusia tidak bijaksana.
Semua kera bukan manusia.
Jadi, (tidak ada kesimpulan).
Aturan umum silogisme kategorial adalah sebagai berikut.
a)      Silogisme harus terdiri atas tiga term, yaitu term mayor, term minor dan term penengah.
Contoh:
Semua atlet harus giat berlatih.
Xantipe adalah seorang atlet.
Xantipe harus giat berlatih.
Term mayor            =          Xantipe.
Term minor =          harus giat berlatih.
Term penengah       =          atlet.
Kalau lebih dari tiga term, simpulan akan menjadi salah.
Contoh:
Gambar itu menempel di dinding.
Dinding itu menempel di tiang.

Dalam premis ini terdapat empat term yaitu gambar, menempel di dinding, dan dinding menempel ditiang. Oleh sebab itu, disini tidak dapat ditarik kesimpulan.
b)      Silogisme terdiri atas tiga proposisi, yaitu premis mayor, premis minor dan simpulan.
c)      Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
Contoh:
Semua semut bukan ulat.
Tidak seekor ulat pun adalah manusia.
d)      Bilah salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
Contoh:
Tidak seekor gajah pun adalah singa.
Semua gajah berbelalai.
Jadi, tidak seekor singa pun berbelalai.
e)      Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
Contoh:
f)        Dari dua premis yang khusus, tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh:
Sebagian orang jujur adalah petani.
Sebagian pegawai negeri adalah orang jujur.
Jadi, . . . (tidak ada simpulan)
g)      Bila salah satu premis khusus, simpulan akan bersifat khusus.
Contoh:
Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA.
Sebagian pemuda adalah mahasiswa.
Jadi, sebagian pemuda adalah lulusan SLTA.
h)      Dari premis mayor yang khusus dan premis minor yang negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh:
Beberapa manusia adalah bijaksana.
Tidak seekor binatang pun adalah manusia.
Jadi, . . . (tidak ada simpulan)

b.      Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis.
Kalau premis minornya membernarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Kalau premis minornya menolak anteseden, simpulan juga menolak konsekuen.
Contoh:
Jika besi dipanaskan, besi akan memuai.
Besi dipanaskan.
Jadi, besi memuai.
Jika besi tidak dipanaskan, besi tidak akan memuai.
Besi tidak dipanaskan.
Jadi, besi tidak akan memuai.
c.       Silogisme Alterntif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Kalau premis minornya membenarkan salah satu alternatif, simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Dia adalah seorang kiai atau profesor.
Dia seorang kiai.
Jadi, dia bukan seorang profesor.
Dia adalah seorang kiai atau profesor.
Dia bukan seorang kiai.
Jadi, dia seorang profesor.
d.      Entimen
Sebenarnya silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun dalam lisan. Akan tetapi, ada bentuk silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh:
Semua sarjana adalah orang cerdas.
Ali adalah seorang sarjana.
Jadi, Ali adalah orang cerdas.
Dari silogisme ini dapat ditarik satu entimen, yaitu “Ali adalah orang cerdas karena dia adalah seorang sarjana”.        
Beberapa contoh entimen:
Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Dengan demikian, silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, sebuah entimen juga dapat diubah menjadi silogisme.
C.     PENALARAN INDUKTIF
Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.  
Contoh : Sejak suaminya meninggal dunia dua tahun yang lalu, Ny. Ahmad sering sakit. Setiap bulan ia pergi ke dokter memeriksakan sakitnya. Harta peninggalan suaminya semakin menipis untuk membeli obat dan biaya pemeriksaan, serta untuk biya hidup sehari-hari bersama tiga orang anaknya yang masih sekolah. Anaknya yang tertua dan adiknya masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta, sedangkan yang nomor tiga masih duduk di bangku SMA. Sungguh (kata kunci) berat beban hidupnya. (Ide pokok)
Beberapa bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut.
1.      Generalisasi
Generalisasi ialah proses penalaranyang megandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Dari beberapa gejala dan data, kita ragu-ragu mengatakan bahwa “Lulusan sekolah A pintar-pintar.” Hal ini dapat kita simpulkan setelah beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti itu.
Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
benar atau tidak benarnya dari generalisasi itu dapat dilihat dari hal-hal berikut.
1)      Data itu harus memadai jumlahnya. Semakin banyak data yang dipaparkan, semakin benar simpulan yang diperoleh.
2)      Data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama itu akan dihasilkan simpulan yang benar.
3)      Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.
a.      Macam – macam generalisasi
·         1) Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
·         2) Generalisasi tidak sempurana
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkakn kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.

2.      Analogi
Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh:
Nina adalah lulusan akademi A.
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan akademi A.
Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut.
1)      Analogi dilakukan untuk meramalkan sesuatu.
2)      Analogi diakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
3)      Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.

3.      Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Misalnya, tombol ditekan, akibatnya bel berbunyi. Dalam kehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita temukan. Hujan turun dan jalan-jalan becek. Ia kena penyakit kanker darah dan meninggal dunia. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antarmasalah, yaitu sebagai berikut.
a.       Sebab-Akibat
Sebab-akibat ini berpola A menyebabkan B. Disamping itu, hubungan ini dapat pula berpola A menyebabkan B, C, D, dan seterusnya. Jadi, efek dari satu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.
Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap sebuah akibat yang nyata. Kalau kita melihat sebiji buah mangga terjatuh dari batangnya, kita akan memperkirakan beberapa kemungkinan penyebabnya. Mungkin mangga itu ditimpa hujan, mungkin dihempas angin, dan mungkin pula dilempari anak-anak. Pastilah sakah satu kemungkinana itu yang menjadi penyebabnya.
Andaikata angin tiba-tiba bertiup. (A), dan hujan yang tiba-tiba turun. (B), ternyata tidak sebuah manggapun yang jatuh. (E), tentu kita dapat menyimpulkan bahwa jatuhnya mangga itu disebabkan oleh lemparan anak-anak. (C).
Pola seperti itu dapat kita lihat pada rancangan berikut.
Angin               hujan                lemparan          mangga jatuh
  (A)                   (B)                     ( C)                          (E)
Angin               hujan                                        mangga tidak jatuh
(A)                      (B)                                                      (E)
Oleh sebab itu, lemparan anak menyebabkan mangga jatuh.
                           (C)                                                  (E)
Pola-pola seperti terjadi jika dua kasus atau lebih dalam satu gejala mempunyai satu dan hanya satu kondisi yang dapat mengakibatkan sesuatu, kondisi itu dapat diterima sebagai penyebab sesuatu tersebut.[1]
Teh,     gula,     garam,              menyebabkan kedatangan semut
 (P)      (Q)        (R)                                         (Y)
Gula,    lada,     bawang,           menyebabkan kedatangan semut
 (Q)      (S)        (U)                                         (Y)

Jadi, gula  menyebabkan ketadangan semut
            (Q)                               (Y)
b.      Akibat-Sebab
Akibat-Sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi kedokter. Ke dokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan entimen. Akan tetapi, dalam penalaran jenis akibat-sebab ini, peristiwa sebab merupakan simpulan.
c.       Akibat-Akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain. Contohnya adalah sebagai berikut.
Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek. Ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah.
Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan, yaitu hari hujan. Pola itu dapat dilihat seperti berikut ini.
Hujan               menyebabkan tanah becek
(A)                                           (B)
Hujan               menyebabkan kain jemuran basah
(A)                                          (C)
Dalam proses penalaran “akibat-akibat”, peristiwa tanah becek (B) merupakan data, dan peristitwa kain jemuran basah (C) merupakan simpulan
Jadi, karena tanah becek, pasti kain jemuran basah.
               (B)                                 (C)


[1] metode agreement. E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai. Cermat Bahasa Indonesia. Hal 169. Jakarta: 2006

KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya ada 2 macam yaitu penalaran Deduktif dan penalaran Induktif.
Penalaran Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Penalaran Induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
Sumber : 
http://www.mahapekabanten.org/blog-203-makalah-bahasa-indonesia-penalaran-induktif-dan-penalaran-deduktif.html


KOMUNIKASI PEMASARAN

KOMUNIKASI PEMASARAN

Manajemen Komunikasi Pemasaran
Kelempok 4
Kelas               : 3EA18
     Agung Hary p        10212354
     Aldi Halim             14212717
     Dewi Cristi              11212948
     Faisal Chanif Aziz  12212675
     Suntoro Aji              17212198
                                                     Muhammad Ansori 14212739
                                                     Reja Andhika         16212186
UNIVERSITAS GUNADARMA
               2015
Karakteristika tujuan pemomosisian (positioning dalam komunikasi pemasaran)
Pemosisian Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran (bahasa Inggris: marketing communication) adalah sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Komunikasi pemasaran mempresentasikan "suara" perusahaan dan mereknya serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen.
Komunikasi pemasaran bagi konsumen, dapat memberitahu atau memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana dan mengapa suatu produk digunakan, oleh orang macam apa, serta di mana dan kapan. Komunikasi pemasaran berkontribusi pada ekuitas merek dengan menanamkan merek dalam ingatan dan menciptakan citra merek serta emndorong penjualan dan bahkan mempengaruhi nilai pemegang saham.
Positioning
Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang suatu produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan atau ciri khas tertentu diingatan konsumen.
Menurut Kotler (1997: 262): “Positioning is the act of designing the company’s offer so that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind”.
Sedangkan menurut Cravens (1991:255),keputusan pemilihan target pasar merupakan titik vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam menentukan tujuan dan pengembangan strategi positioning.
Dalam proses positioning selalu dimulai product positioning. Pendapat ini dikemukakan oleh Regis Mc Kenna (1985: 37)
Positioning adalah strategi komunikasi.
Komunikasi dilakukan untuk menjembatani produk atau merek atau nama dengan calon konsumen. Positioning  bukan suatu yang perusahaan lakukan terhadap produk, komunikasi berhububgan dengan atribut-atribut yang secara fisik maupun non fisik melekat pada produk , warna, disain, tulisan yang tertera dilabel, kemasan, nama merek adalah diantaranya. Selain itu harap diingat bahwa komunikasi menyangkut aspek-aspek yang luas, serta menyangkat soal citra yang disalurkan melalui metode iklan, media yang dipilih, out let yang menyalurkan produk, sikap para meneger, sikap tenaga penjual, sebagai bentuk sponsor ship, produk yang terkait , bentuk fisik bangunan, mannager, CEO,atau Komisaris yang diangkat dan sebagainya.
Adapun tujuan pokok strategi positioning adalah.
1.      untuk menempatkan atau memposisikan produk di pasar sehinggan produk tersebut terpisah atau berbeda dengan merek-merek yang bersaing.
2.      untuk memposisikan produk sehingga dapat menyampaikan beberapa hal pokok kepada para pelanggan, yaitu what you stand for, what you are, dan how would you like customers to evaluate you.
Dalam kasus positioning multi merek (multiple brabds) , tujuan pokoknya adalah untuk :
1.      untuk mencapai pertumbuhan dengan jalan menawarkan bermacam macam produk kepada segmen-segmen pasar yang berbeda.
2.      untuk menghindari ancaman  persaingan terhadap merek unggul.
Peran Positioning Dalam Strategi Pemasaran    
Positioning memiliki peran yang sangat penting didalam strategi pemasaran.
Alasannya dunia sekarang ini dilanda over komunikasi, terjadi ledakan barang,media, maupun iklan. Akibatnya pikiran para prospek menjadi ajang pertempuran.
Untuk mencapai product positioning yang kuat suatu perusahaan perlu melakukan diferensiasi dalam banyak faktor yaitu: teknologi, harga, kualitas, saluran distribusi atau sasaran konsumennya.
Rumusan positioning yang dikemukakan Kenna (1985:37) menjelaskan perusahaan sewaktu akan melakukan product positioning perlu mempertimbangkan 4 (empat) hal kunci utama, yang disebut sebagai The Golden Rules of Product. adapun uraiannya sebagai berikut:

1. Perusahaan perlu mengkuti trend dan dinamika pasar, seperti trend teknologi, persaingan, sosial, dan ekonomi.

2. Perusahaan harus memfokuskan pada posisi teknologi dan kualitas.
3. Perusahaan harus mentargetkan produknya pada segmen pasar tertentu misalnya pada segmen masyarakat atas, menengah atau bawah.

4. Perusahaan harus mau bereksperimen dengan tipe produk baru, kemudian memperhatikan reaksi pasar.
SUMBER :
 http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_pemasaran

 http://bellafnd.blogspot.com/2013/10/segmentasi-targeting-dan-positioning.html
http://faisalchanifaziz27.blogspot.com/2015/03/komunikasi-pemasaran.html